Kreatif, Siswa SDN 12 Padang Panjang Olah Minyak Jelantah Jadi Sabun Cuci

Siswa-siswi SDN 12NPadang Panjang olah minyak jelantah jadi produk bermanfaat

PADANG PANJANG, SENANDUNGKABAR.com - Berawal dari keprihatinan bahaya minyak sisa penggorengan (minyak jelantah) para pelajar kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Padang Panjang Timur (PPT) mengolah limbah jahat tersebut menjadi produk olahan sabun cuci.

Minyak jelantah umumnya menjadi limbah yang langsung dialirkan ke saluran pembuangan air di lingkungan perumahan warga. Padahal jika diolah dengan baik, minyak sisa tersebut dapat menjadi produk bermanfaat, seperti pengharum ruangan, lilin, sabun dan lainnya.

Kepala SDN 12 PPT, Karnelis, Sabtu (26/8/2023) mengungkapkan, minyak sisa penggorengan apabila dikonsumsi bisa mendatangkan berbagai penyakit. Apabila dibuang akan dapat mencemari lingkungan.


“Untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan kesehatan lingkungan, kita mengajak para anak murid untuk mengolah limbah ini menjadi produk olahan yang bernilai manfaat. Setelah melakukan riset, jadilah limbah ini menjadi sebagai produk sabun cuci,” katanya.

Untuk menjadi produk olahan sabun cuci, Karnelis menyebutkan, perlu adanya campuran bahan pendukung lainnya seperti Na-OH (soda api). Serta untuk menimbulkan aroma yaitu serai dan daun sirih.

“Bahan baku tersebut diperoleh dari orang tua murid dan masyarakat sekitar. Sabun dari produk hasil olahan limbah tersebut diberi nama dengan Samba (sabun limbah). Pengolahannya langsung dilakukan murid kelas empat,” ujarnya.

Samba hasil olahan dari minyak jelantah juga mempunyai berbagai macam manfaat. Di antaranya dapat membersihkan kotoran kerah baju yang membandel, kotoran berlemak, minyak, darah dan juga sebagai lap dapur.

“Produk ini juga telah dipasarkan ke berbagai sekolah dan instansi seperti ke SMPN 1, 3, 4, 5, dan 6 Padang Panjang. SMAN 1 Sumbar dan SMAN 3 Padang Panjang. Kantor Lurah Ngalau, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Dinas Perkim LH, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta ke masyarakat dengan harga Rp2.000/buah,” ujarnya.

Dikatakan Karnelis, pengolahan limbah minyak ini juga merupakan penerapan Kurikulum Merdeka sebagai pembelajaran kokurikuler (Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila yang disingkat dengan P5).


“Kegiatan kreatif seperti ini selalu kita lakukan selama satu semester dengan tema kewirausahaan. Kegiatan ini merupakan pembelajaran wajib bagi siswa pelaksana Kurikulum Merdeka yang temanya selalu berubah setiap semester,” ucapnya.

Dia berharap para murid dapat mencapai elemen yang diharapkan dengan menjadi siswa-siswi mandiri, kreatif serta bernalar kritis.


“Kegiatan ini di samping sebagai pembelajaran juga ke depannya menjadi modal bagi mereka untuk berwirausaha. Kegiatan ini pun bukan hanya sekadar untuk proses pembelajaran, tapi agar bisa diterapkan di keluarga masing-masing. Semoga lingkungan yang bebas dari pencemaran dapat terwujud,” ujarnya. (Kominfo Padang Panjang)

Berita Terkait



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama