Perumahan Karya Dharma II Sijunjung Direndam Banjir

 

Warga perumahan Karya Dharma mengalami kebanjiran, air masuk hingga kerumah rumah warga


SIJUNJUNG, SENANDUNGKABAR.com - Akhirnya apa yang dicemaskan warga tak dapat terhindarkan. Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Sijunjung pada Sabtu (17/9) malam mengakibatkan banjir di sejumlah kawasan,  diantaranya merendam puluhan rumah di Komplek Perumahan Karya  Dharma Residence, Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung.

Tak hayal para warga korban banjir dibuat kocar-kacir mengevakuasi babarng-barang dan perabotan yang terjebak dalam rumah. Bahkan luapan air dilaporkan datang begitu cepat (secara tiba-tiba) hingga warga nyaris tidak punya waktu untuk berkemas-kemas. Masih dalam hitungan menit air bah leluasa masuk dan menggenangi rumah-rumah penduduk.

Ruas jalan antar blok dan gang-gang perumahan menjelma bak seperti aliran sungai, atau danau. Tercatat sedikitnya 21 unit rumah dinyatakan terendam, berikut perabotan hingga barang-barang elektronik  yang ada didalamnya. Ketinggian air dalam rumah diantaranya ada mencapai 1/2 meter.

Seorang warga korban banjir pada Blok G Komplek Perumahan Karya Dharma Residence II, Anita,38, menyebut, luapan air datang begitu cepat, mirip seperti air bah, plus berwarna keruh. Pada saat itu kebetulan Anita bersama anak-anaknya sedang tertidur, namun baru terbangun setelah pintu depan terdengar diketuk warga, dan ternyata luapan air telah menggenang dalam runahnya. Semua perabotan di dalamnya terendam sudah, termasuk kasur tempat tidur.

"Saat itu kami sedang tertidur, namun baru tahu kebanjiran setelah dibangunkan oleh sejumlah warga," ujarnya.

Dalam situasi demikian sejumlah warga lainnya berupaya bahu-menbahu memberikan pertolongan, mengevakuasi barang berharga ke tempat tinggi. Terutana seluruh perkakas, peralatan elektronik yang terhubung ke arus listrik.

"Kebetulan suami saya sedang tidak di rumah, lantaran hari hujan saya pun bersama anak-anak tertidur menjelang waktu maghrib. Pas terbabgun, air sudah menggenang dalam ruangan runah, ketinggiannya mencapai betis orang dewaaa," jelas Anita.

Begitu air berangsur surut, korban berupaya mengemasi segala peralatan dan perkakas yang terendam, serta membersihkan sisa-sisa lumpur di lantai dengan air kran. Proses bersih-bersih berlanjut selama seharian penuh esok harinya.

Nasib serupa juga dialami oleh warga lainnya, Nina S,37, di komplek Blok G Karya Dharna Residence, Nagari Muaro. Pada saat air bah datang guru honorer ini bersama dua putrinya sedang tertidur dalam rumah. Baru tahu adanya luapan air menggenangi rumahnya setelah pintu depan diketuk sejumlah warga.

Begitu ada warga datang dan menbuka pintu deoan, saat itu pula luapan air dengan banyaknya tampak meringsek masuk seperti air bah.  Tak hayal seluruh barang-barang dan perabotan terendam.

Beruntung saat itu para warga sempat berinisiatif memutus aliran listrik pada meteran depan. Dimana kebetulan sebuah cok listrik (masih aktif) hampir ikut terendam.

"Gawat, banjir kali ini datang secara tiba-tiba, seperti air bah langsung masuk rumah," bebernya.

Seorang tokoh komplek, Mus,52, menuturkan, luapan banjir tersebut diduga  karena adanya penyunbatan dan kerusakan parah fasilitas gorong-gorong sebagai akses pembuangan aliran drainase depan rumah-rumah.  Sehingga tiap kali datang hujan lebat, air meluber tak terkendali, dan berujung banjir.

Berdasarkan informasi, ulasnya, dalam musibah kali ini terdapat lebih 21 unit rumah terendam banjir, kondisinya rata-rata parah.

"Kebetulan ada kerusakan gorong-gorong di sejumlah titik, ketika datang hujan lebat mengakibatkan banjir. Ditambah lebar gorong-gorong tergolong kecil dan dangkal, sementara drainase mengalir ke sana jumlahnya banyak," jelas Mus. (atn)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama